category Artikel Ilmiah posted by Admins on Rabu, 21 Maret 2012 | 08:45 WIB

Analisis Epidemiologis Terkini Millenium Development Goals (MDGs): MDGs 4 dan MDGs 5 di Indonesia dalam rangka pencapaian target MDGs tahun 2015

DR. Dr. Effek Alamsyah, SpA, MPH

Ketua I PP Perinasia


PENDAHULUAN

  • Millenium Development Goals (MDGs) adalah hasil kesepakatan 189 kepala Negara dan pemerintahan pada pertemuan United Nations Millenium Declaration tahun 2000 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat dseluruh dunia. Telah dlakukan revisi pada tahun 2005 dengan 8 target yang harus diupayakan terjadi perubahan yang berarti pada tahun 2015.

MDG 1: Membasmi kemiskinan dan kelaparan

MDG 2: Pencapaian pendidikan dasar yang universal

MDG 3: Mempromosikan kesetaraann gender dan pemberdayaan perempuan

MDG 4: Mengurangi Angka Kematian Bayi dan Anak

MDG 5: Memperbaiki kualitas kesehatan maternal

MDG 6: Membasmi penyakit HIV AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya.

MDG 7: Perbaikan lingkungan yang terus menerus

MDG 8: Kerjasama global untuk pengembangan


Tahun 2015 tinggal sebentar lagi, apakah Indonesia mampu mencapai target yang telah disepakati dunia internasional?

Upaya telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah yang bekerja sama dengan UNDP, juga pelaksanaan dengan system kemitraan antar pemerintah (BAPPENAS, BPS, BKKBN, Kemenko Kesra dan Kementerian terkait, serta pemerintah daerah), organisasi masyarakat sipil (OMS) dan pihak swasta. Untuk MDGs 4 dan 5 disamping upaya pemerintah pusat dan daerah perlu adanya peran serta, baik untuk advokasi maupun tindakan nyata di lapangan yang dilaksanakan secara terkoordinasi, terarah dan terpadu antar organisasi profesi dan LSM Kesehatan. Pertemuan organisasi profesi kesehatan dan LSM Kesehatan telah dilaksanakan 16-17 Februari 2010, dilanjutkan dengan beberapa pertemuan organisasi profesi dengan IDI.

Lokakarya Nasional Konsolidasi Organisasi Non-Pemerintah Menuju Pencapaian MDGs 1, 4 dan 5 sekaligus peluncuran Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak oleh Menko Kesra dilaksanakan pada 23 Juni 2010 yang bertujuan membuat program dan upaya terpandu antara Pemerintah, organisasi profesi dan LSM Kesehatan untuk mempercepat pencapaian target MDGs 4 dan 5 pada tahun 2015.

Pada Seminar Internasional Islamic Health Consortium (IHC) di Samarinda Juni 2010, Alamsyah (MUKISI) menyampaikan analisis epidemiologis Kesehatan Ibu Bayi dan Anak di Indonesia, negara ASEAN dan sebagai upaya umat Islam dan organisasi berbasis Islam membantu pemerintah untuk pencapaian target MDGs 2015 dengan meningkatkan kesadaran umat hidup sehat, meningkatkan kompetensi petugas kesehatan terutama di daerah tertentu dengan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas hidup, sekaligus mengurangi angka kematian ibu, bayi dan anak. 


Data dan indikator pencapaian target MDGs 4 dan 5 terkini 2009-2010

TARGET MDGS 2015

MDGS 4 : Upaya menurunkan kematian anak

Target 2015: Angka Kematian Bayi dan Anak (NMR: Angka Kematian Bayi, IMR: Angka Kematian Anak dan U5MR: Angka Kematian Balita), menurun menjadi 2/3 dari tahun 1991

MDGs 5 : Upaya meningkatkan kesehatan maternal

Target 2015 : 2 Target

  1. Menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) menjadi ¾ dari tahun 1991
  2. Melakukan akses pelayanan yang lebih luas untuk Kesehatan Reproduksi

Kesehatan Ibu dan Anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang juga berhubungan dengan MDGs lainnya, seperti pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita (terutama wanita dalam masa reproduksi), penyakit-penyakit menular tertentu, situasi dan kondisi lingkungan dan keberhasilan kerjasama global untuk pembangunan kesejahteraan rakyat .

Data epidemilogis dan indikator terkini (2009-2010) pencapaan target MDGs 4 dan 5

  1. Data kualitatif sekunder (pendapat & pernyataan pejabat/ pakar )

Menko Kesra: Pencapaian 8 Tujuan MDGs dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu sasaran yang telah tercapai, sasaran yang menunjukkan kemajuan signifikan yang akan tercapai pada 2015 dan sasaran yang masih memerlukan upaya dan kerja keras untuk mencapainya. (Rakyat Merdeka, 3 Februari 2011)

Menkes: Angka Kematian Ibu (AKI) menurun 41% dari 390/100.000 pada 1991 menjadi 228/100.000 optimis akan menurun sesuai target menjadi 102/100.000 pada 2015. Persalinan dilaksanakan di rumah: 43,2%, (ditolong bidan 51,9 % , ditolong dukun 40,2 %) di fasilitas kesehatan hanya 55,4 %. Kondisi ini makin diperberat oleh 3 Terlambat dan 4 Terlalu, dan jumlah anak yang lebih dari 4 (5 -7 anak) yang terjadi lebih banyak pada wanita di pedesaan, tidak bersekolah, nelayan, buruh, tani dengan status ekonomi yang lemah. Penyebab kematian langsung adalah, hipertensi, partus macet, infeksi dan komplikasi aborsi.


Untuk menurunkan AKI di Indonesia, Kemkes menetapkan 5 strategi operasional :

1. Penguatan Puskesmas dan jaringannya

2. Penguatan system program dan sistem rujukannya

3. Peningkatan peran serta masyarakat, kerja sama kemitraan,

4. Kegiatan akselerasi dan inovasi 2011

5. Penelitian dan pengembangan yang terkoordinir

(Menkes: Kebijakan Strategi Pembangunan Kesehatan dalam rangka Penurunan AKI, 26 Januari 2011)

Badan Pusat Statistik BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010 sebesar 6,1 %, lebih tinggi dari pada target pemerintah dan meningkatkan Income per Capita rakyat Indonesia.

Yustika (Guru Besar FE Universitas Brawijaya/Direktur Indef) menyatakan, walaupun pertumbuhan ekonomi meningkat, tetapi sektor riil masih dalam zona rendah (<5%) sehingga menimbulkan masalah yang sulit untuk dipecahkan, yaitu kemiskinan dan pengangguran belum bisa dipecahkan secara signifikan. (Kompas 10 Februari 2011)

Sumodiningrat (Guru Besar FE UGM) di Jakarta baru-baru ini mengatakan, pencapaian MDGs yang masuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 masih rendah, masih sekitar 25% saja, sangat jauh dari sasaran, diantaranya pengentasan kemiskinan, kelaparan ekstrim dan pemerataan pendidikan dasar. (Rakyat Merdeka, 3 Februari 2011)

Pengamat ekonomi Baswir juga meyatakan pemerintah masih sulit memenuhi target 2015 dengan masih tingginya angka kemiskinan, tingginya angka kematian bayi (AKB), masalah kependudukan yang multikompleks dan kualitas kesehatan masyarakat yang masih rendah. (Rakyat Merdeka 3 Februari 2011)

  1. Data kuantitatif sekunder

MDGs 4. Indikator: Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)

Data: Profil Kesehatan Indonesia 2009 (Data dalam Profil Kesehatan Indonesia 2009 belum mencantumkan data tahun 2008 sd 2010) dan Presentasi pada Lokakarya Konsolidasi Organisasi Non-Pemerintah Menuju Pencapaian MDGs 1,4,5, Jakarta 23 Juni 2010

Tabel 1: AKB Nasional 1991 sd 2007

1991

1997

2002-2003

2007

68

46

35

34

Tabel 2: AKB beberapa Provinsi yang masih tinggi (2007)

Sulawesi Barat

74


NTB

72


Sulawesi Tengah

63

Maluku

59

Kalsel

58

NTT

57

Gorontalo

52

Tabel 3 : AKABA Nasional

1991

1997

2002-2003

2007

97

58

46

44

Tabel 4: AKABA beberapa Provinsi yang masih tinggi


Sulawesi Barat

96


Maluku

93

NTB

92


NTT

80


Kalimantan Selatan

75


MDG 5.
Indikator : Angka Kematian Ibu (AKI), Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Akses Pelayanan

Tabel 5 : Angka Kematian Ibu (AKI) : 1991 sd 2007 (Riskesdas yang diumumkan oleh Menkes 2011)

1991

1997


2002-2003

2007

390

334

307

228

Akses Kesehatan Reproduksi

Jumlah anak yang lebih dari 4 (5-7 anak) yang terjadi lebih banyak pada wanita di pedesaan, tidak bersekolah, nelayan, buruh, tani dengan status ekonomi yang lemah.

Hasil-hasil dan upaya pencapaian target

  1. Pemerintah menyatakan telah berhasil mencapai laju pertumbuhan ekonomi menjadi 6,2 % yang mengakibatkan income per capita rakyat Indonesia meningkat, namun karena sektor riil masih dalam zona < dari 5%, upaya mengurangi kemiskinan dan pengangguran agak sulit dilaksanakan.

  2. Pemerintah menyadari bahwa pencapaian target MDGs masih dibagi dalam 3 kategori, yaitu sasaran yang telah tercapai, sasaran yang menunjukkan kemajuan signifikan yang akan tercapai pada 2015 dan sasaran yang masih memerlukan upaya dan kerja keras untuk mencapainya.

  3. Pencapaian MDGs dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 masih rendah, masih sekitar 25% saja, masih jauh dari sasaran, diantaranya pengentasan kemiskinan, kelaparan ekstrim dan pemerataan pendidikan dasar.

  4. Peningkatan koordinasi Pemerintah Pusat (DPR, Bappenas, Menko Kesra, Kementerian Terkait) untuk merealisasikan program secara komprehensif, terintegrasi, tersinkronisasi yang menyertakan pemerintah propinsi, kabupaten/kota, LSM kesehatan dalam dan luar negeri sejak Februari 2010, Lokarya peluncuran Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak masih belum dirasakan keberhasilannya secara signifikan, masih memerlukan upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak terkait.

  5. Khusus upaya koordinasi antar profesi kesehatan yang juga dimulai pada Februari 2010 dan dilanjutkan dengan beberapa kali pertemuan sampai akhir 2010 masih belum mencapai kesepakatan bentuk dan programnya sehingga perlu kesadaran, niat dan tekad organisasi profesi dan anggotanya untuk membantu menurunkan AKI dan AKB terutama di daerah tertentu yang AKI dan AKB nya masih tinggi, berupa advokasi, pelatihan teknologi kedokteran tepat guna.

  6. Indikator-indikator MDGs 4 dan 5 sampai 2007 masih tinggi, perlu upaya penanganan yang komprehensif, terkoordinasi dan terintegrasi dengan pelaksanaan 5 Program Kemkes 2011

  7. Peningkatan jumlah tenaga medik (dokter dan dokter spesialis), bidan, perawat dan ahli kesehatan masyarakat yang kompeten dan yang berkomitmen baik oleh pemerintah dan organisasi kemasyarakatan.

  8. Meningkatkan peran pemimpin, pemuka agama dan masyarakat untuk lebih memberikan arahan dan pencerahan hidup sehat kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.