category Liputan Kegiatan posted by Admins on Kamis, 21 Agustus 2014 | 04:22 WIB

Pada Sabtu-Minggu 12-13 Juli 2014, bertempat di Hotel Haris Jakarta, telah berlangsung Rapat Kerja (Raker) Perinasia. Raker ini dihadiri oleh hampir seluruh perwakilan Cabang Perinasia. Sembilan belas dari 21 Cabang hadir pada pertemuan ini.

Penyelenggaraan raker ini dilatarbelakangi oleh ketentuan dalam AD/ART Perinasia (ART Bab V, pasal 19) yang menyebutkan bahwa minimal 1 kali dalam pertengahan masa bakti, PP Perinasia menyelenggarakan Raker yang dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, dan Badan Khusus. Tujuan Raker adalah untuk menyusun dan menetapkan program kerja Perinasia sesuai amanat Kongres Perinasia untuk dilaksanakan pada masa bakti kepengurusan. Sebelumnya telah digelar rapat Pleno PP Perinasia tanggal 13 Juni 2014 yang diantaranya menghasilkan keputusan untuk melaksanakan Raker pada bulan Juli 2014.

Secara spesifik, tujuan pelaksanaan Raker tersebut adalah:

 1.  Laporan pelaksanaan Rencana Strategi (Renstra) Perinasia 2012-2015.

2.  Sosialisasi rencana pelaksanaan penelitian multisenter

3.  Presentasi beberapa topik ilmiah 

4.  Rapat organisasi 

5.  Diskusi Persiapan Kongres Nasional 2015 

 

 

Beberapa rekomendasi dihasilkan pada Raker ini antara lain berkaitan dengan persetujuan mengenai amandemen AD/ART tentang tata cara pemberian penghargaan/award, penerimaan laporan sementara Ketua Umum PP Perinasia tentang renstra dan pencapaian kegiatan sesuai program tahunan Perinasia, persetujuan mengenai rencana pelatihan Metodologi Riset, dan yang tidak kalah penting adalah persetujuan atas usulan Tim Koordinator Penelitian untuk mengadakan Penelitian Multisenter dan permintaan kepada seluruh cabang untuk terlibat di dalamnya.

 

Rencana Penelitian Multisenter

Penelitian multisenter ini mengambil tema tentang Kematian Perinatal dan Neonatal di Rumah Sakit di Indonesia. Penelitian ini dilatabelakangi oleh kenyataan bahwa Kematian Neonatal merupakan masalah dalam bidang kesehatan di Indonesia dan merupakan bagian terbesar dari kematian anak balita. Kematian anak balita berjumlah lebih dari 8 juta per tahun, 41%nya adalah kematian neonatal dan 59% adalah kematian setelah masa neonatal. Penyebab kematian neonatal adalah prematuritas 12%, asfiksia 9%, sepsis 6%, penyakit neonatus lain 5%, pneumonia neonatal 4%, kelainan kongenital 3%, tetanus 1%, dan diare neonatal 1% (Newborn death and illness Updated, 2011). Sebanyak 98% kematian neonatal terjadi di negara kurang mampu (Victoria CG, 2003). Kematian neonatal dini merupakan bagian terbesar dari kematian neonatal yaitu dua per tiga kematian neonatal. Kematian perinatal terdiri dari bayi lahir mati dan kematian neonatal dini.  Selama ini perhatian dan upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan maternal, neonatal, dan anak. Walaupun demikian masih banyak yang perlu dilakukan untuk kesehatan maternal, neonatal, dan anak. Lahir mati yang merupakan bagian dari kematian perinatal bahkan belum mendapat perhatian dan belum disebut dalam Millenium Development Goals (MDGs) (Cousens dkk, 2011).

Tingginya angka lahir mati sebagian besar terjadi di negara yang tidak memiliki registrasi memadai. Data tersebut dibutuhkan segera untuk meningkatkan kualitas data luaran kehamilan yang dikumpulkan dari sumber data alternatif, khususnya dari survei kesehatan rumah tangga. Hal ini untuk menghitung jumlah lahir mati, memperkirakan penyebab dengan menggunakan pengelompokan terprogram, dan memperbaiki cakupan dan pelacakan data untuk intervensi terhadap kesehatan maternal, kesehatan neonatal, dan lahir mati. Semua negara sebaiknya mempunyai data lahir mati dan menjadi kebijakan nasional dan global (Lawn dkk, 2011). Petugas kesehatan termasuk dokter seharusnya mempunyai definisi dan melaporkan kelahiran hidup, lahir mati, dan kelahiran neonatal (Barfield, 2011).

Pencegahan dan upaya intervensi efektif pada kejadian bayi lahir mati sering bersamaan dengan penurunan kematian maternal dan neonatal. Pengetahuan tentang penyebab dan solusi lahir mati merupakan kunci pencegahan terjadinya kematian. Di sisi lain, kelahiran merupakan jendela terjadinya risiko kesakitan dan kematian ibu dan bayinya terutama di negara dengan ekonomi lemah dan sedang (Froen dkk, 2011; Pattinson dkk, 2011).

Beberapa hari dan minggu setelah kelahiran, yaitu masa postnatal, merupakan masa kritis kehidupan ibu dan bayinya. Kualitas pelayanan pada periode ini sering diabaikan meskipun data telah menunjukkan banyak ibu dan bayi yang meninggal pada periode ini (WHO, 2006).

Indonesia termasuk dalam 10 negara yang mempunyai angka kematian neonatal dan lahir mati tertinggi (Lawn dkk, 2011).

Berdasarkan hal tersebut diperlukan data pelayanan kesehatan perinatal saat merencanakan intervensi untuk menurunkan kematian neonatal di Indonesia. Untuk itulah Perinasia melakukan penelitian ini.

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan angka dan mengetahui penyebab lahir mati, kematian perinatal, dan kematian neonatal di beberapa rumah sakit di Indonesia. Dan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

  1. Mendapatkan angka lahir mati, kematian perinatal, dan kematian neonatal di beberapa rumah sakit di Indonesia.
  2. Mengetahui penyebab lahir mati, kematian perinatal, dan kematian neonatal di beberapa rumah sakit di Indonesia.

Untuk  dapat diperoleh data valid yang mewakili beberapa wilayah di Indonesia, keterlibatan Cabang Perinasia untuk berpartisipasi dalam riset ini merupakan bagian  penting yang tidak dapat dipisahkan. (Haryati)